Proses Pemijahan / Perkawinan Cupang Adu
Cupang aduan termasuk kelompok ikan yang membuat gelembung udara pada saat ingin kawin. Untuk itu diperlukan tanaman air yang berdaun lebar seperti eceng gondok (Eihornia crassipes) atau kiambang (Pistia stratiotes) agar cupang jantan segera membuat dan menempelkan gelembung udara pada tanaman tersebut. Cupang adu jantan dimasukkan ke dalam bak pemijahan terlebih dahulu.
Hal ini dapat dilakukan pada pagi atau sore hari.
Setelah induk jantan membuat dan menempelkan gelembung udara pada tanaman air, pada sore harinya induk betina dapat dimasukkan kedalam bak (kolam) pemijahan.
Biasanya induk jantan akan terus menyerang induk betina.
Pastikan ada banyak tempat persembunyian untuk induk betina untuk menghindari intimidasi, dan memeriksa pasangan secara teratur untuk mencegah cedera serius.
Jangan khawatir..... karena itu adalah proses sebelum perkawinan untuk budidaya cupang adu.
Bila memang sudah siap untuk kawin...,
cupang adu betina akan segera menghampiri cupang jantan.
Lalu betina akan diajak untuk mendekati gelembung udara, dipeluk sehingga keduanya menempel dan tak bergerak. Beberapa saat kemudian, telur keluar dari tubuh betina dan segera dibuahi oleh induk jantan.
Telur – telur tersebut ditangkap oleh mulut cupang adu jantan, lalu ditempelkan di gelembung udara.Penempelan dilakukan dengan cara menyemburkan telur tersebut dari mulutnya.
Setelah telur disemburkan, induk jantan akan mendekati kembali induk betina untuk kawin lagi. Proses ini dilakukan berkali – kali sekitar 3 – 4 jam.
Perkawinan akan selesai jika induk betina sudah tidak mengeluarkan telur – telur atau induk jantan sudah mengusir betinanya. Inilah waktu yang paling tepat untuk mengangkat induk betina.
Bila tidak segera di angkat, induk jantan akan terus menyerang dan melukai induk betina.
Induk betina yang baru dikawinkan di istirahatkan di tempat atau bak terpisah.
Pada saat induk betina beristirahat, induk cupang adu jantan akan menjaga telur – telur hingga menetas. Umumnya telur akan menetas setelah 3 hari.
Cupang aduan termasuk kelompok ikan yang membuat gelembung udara pada saat ingin kawin. Untuk itu diperlukan tanaman air yang berdaun lebar seperti eceng gondok (Eihornia crassipes) atau kiambang (Pistia stratiotes) agar cupang jantan segera membuat dan menempelkan gelembung udara pada tanaman tersebut. Cupang adu jantan dimasukkan ke dalam bak pemijahan terlebih dahulu.
Hal ini dapat dilakukan pada pagi atau sore hari.
Setelah induk jantan membuat dan menempelkan gelembung udara pada tanaman air, pada sore harinya induk betina dapat dimasukkan kedalam bak (kolam) pemijahan.
Biasanya induk jantan akan terus menyerang induk betina.
Pastikan ada banyak tempat persembunyian untuk induk betina untuk menghindari intimidasi, dan memeriksa pasangan secara teratur untuk mencegah cedera serius.
Jangan khawatir..... karena itu adalah proses sebelum perkawinan untuk budidaya cupang adu.
Bila memang sudah siap untuk kawin...,
cupang adu betina akan segera menghampiri cupang jantan.
Lalu betina akan diajak untuk mendekati gelembung udara, dipeluk sehingga keduanya menempel dan tak bergerak. Beberapa saat kemudian, telur keluar dari tubuh betina dan segera dibuahi oleh induk jantan.
Telur – telur tersebut ditangkap oleh mulut cupang adu jantan, lalu ditempelkan di gelembung udara.Penempelan dilakukan dengan cara menyemburkan telur tersebut dari mulutnya.
Setelah telur disemburkan, induk jantan akan mendekati kembali induk betina untuk kawin lagi. Proses ini dilakukan berkali – kali sekitar 3 – 4 jam.
Perkawinan akan selesai jika induk betina sudah tidak mengeluarkan telur – telur atau induk jantan sudah mengusir betinanya. Inilah waktu yang paling tepat untuk mengangkat induk betina.
Bila tidak segera di angkat, induk jantan akan terus menyerang dan melukai induk betina.
Induk betina yang baru dikawinkan di istirahatkan di tempat atau bak terpisah.
Pada saat induk betina beristirahat, induk cupang adu jantan akan menjaga telur – telur hingga menetas. Umumnya telur akan menetas setelah 3 hari.
Saat baru menetas, larva cupang adu membawa kuning telur sebagai
cadangan makanan sebelum sanggup memakan pakan yang diberikan.
Sebaiknya saat ini tidak memberikan pakan untuk larva cupang, karena makanan tersebut akan membusuk dan dapat mempengaruhi kesehatan cupang.
Pada awal kehidupannya, larva cupang aduan sering jatuh kedasar kolam karena belum pandai berenang.
Larva tersebut akan ditangkap dengan mulut oleh induk jantan, kemudian disemburkan ke gelembung udara. Induk jantan dapat dipindahkan jika gelembung udara telah habis.
Sebaiknya saat ini tidak memberikan pakan untuk larva cupang, karena makanan tersebut akan membusuk dan dapat mempengaruhi kesehatan cupang.
Pada awal kehidupannya, larva cupang aduan sering jatuh kedasar kolam karena belum pandai berenang.
Larva tersebut akan ditangkap dengan mulut oleh induk jantan, kemudian disemburkan ke gelembung udara. Induk jantan dapat dipindahkan jika gelembung udara telah habis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar